RSS

Selamat datang di blog saya. Blog ini berisi tentang artikel-artikel yang menurut saya menarik, lucu, romantis, unik & mungkin belum pernah kita ketahui sebelumnya. Selamat membaca.... ^_^

Apa Warna Keberuntungan Anda?

Warna hoki adalah warna yang dipercayai bisa mendatangkan keberuntungan/kemujuran. Analisa dari penjabaran ini bukan bersifat mistis, melainkan suatu data yang akhirnya dijadikan sebagai rumusan dan sudah digunakan oleh bangsa Tiongkok kuno sejak ribuan tahun lalu, yang disebut ilmu fengsui.

Jika diteliti dengan seksama, ternyata warna memiliki kekuatan misteri dan pengaruh bagi kejiwaan seseorang. Hal ini bisa dibuktikan dalam kehidupan sehari-hari, contohnya warna-warna pada bendera satu negara yang dapat memberi inspirasi dan emosi kebangsaan, atau warna pada logo dan  trade mark perusahaan yang dapat mencerminkan misi dan visi dari produk yang dipasarkan. 

Sama dengan pemahaman di dunia Barat yang membagi warna menjadi warna hangat (warm) dan warna dingin (cool), fengsui juga membagi warna dalam filsafat Liang Yi (dua unsur). Warna yang bersifat hangat melambangkan anasir Yang (positif) dan warna dingin melambangkan Yin (negatif). 

Masing-masing karakter warna memiliki sifat sesuai lingkungan ekosistem alam, dan akan sangat menguntungkan apabila seseorang memilih warna yang selaras dengan karakter dirinya dan karakteristik alam. Ketika harmonisasi alam dengan manusia terwujud, maka kelancaran atau keberuntungan akan datang. Sebaliknya bila terjadi kontradiktif, maka akan terwujud konflik yang merugikan.

Pengaruh Warna bagi Kehidupan
Pada dasarnya, spektrum warna memiliki pancaran energi yang punya pengaruh bagi kehidupan hayati di alam semesta. Bagi manusia, gelombang energi yang dipancarankan warna, ditangkap indera penglihatan sebagai satu komposisi yang kemudian diteruskan oleh indera perasa menjadi sinyal yang bisa mengungkapkan keindahan, keburukan, kebahagiaan, dan kesedihan. Ini adalah bukti kuat pengaruh warna terhadap psikologis seseorang yang pada akhirnya akan memberi kontribusi yang cukup berarti bagi kehidupan seseorang. 

Sebagian orang mengatakan, warna adalah bahasa jiwa yang dapat memberi kontribusi tertentu untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan. Oleh karena itu, warna juga bisa mewakili ungkapan perasaan yang dapat mewakili situasi yang sedang berlangsung. 

Contohnya, saat orang menulis puisi cinta untuk kekasihnya, maka dia akan menggunakan kertas berwarna merah muda untuk mengungkapkan perasaan cintanya, sebab warna merah muda memancarkan gelombang/energi kelembutan yang dianggap sangat cocok untuk mengungkapan perasaan orang yang sedang kasmaran. Sedangkan, para perawat di rumah sakit lebih cocok menggunakan pakaian warna putih daripada hitam, sebab putih melambangkan ketulusan hati dan simbol kebersihan.

Berikut ini adalah makna warna untuk mengungkapkan emosi seseorang:



Warna Membawa Keberuntungan dan KemalanganSangat wajar jika seseorang yang akan membeli mobil atau mengecat rumahnya selalu membutuhkan waktu untuk menentukan pilihan warna yang dianggap pas dengan dirinya dan komposisi lain yang terkait dari obyek yang akan gunakan. Hal ini dimaksudkan agar saat dia masuk dalam ruang dan menempatinya, ada atmosfer yang baik, nyaman, serta menguntungkan untuk didapatkan. Sedangkan pada komposisi warna yang dianggap salah (antara manusia, ruang, dan lingkungan), maka keselarasan yang baik sulit diwujudkan sehingga atmosfer keberuntungan pun akan cepat memudar.

Warna memang memiliki pengaruh misteri pada kehidupan, bahkan ada orang yang merasa senang dan lebih beruntung dengan warna favoritnya. Sebaliknya, ada yang merasa sangat sial saat harus berhubungan dengan warna tertentu. Tapi repotnya, tidak semua orang dapat menerjemahkan secara benar tentang baik buruknya pengaruh warna bagi kehidupan seseorang, sehingga banyak yang menganalisa hanya berdasarkan feeling atau pengalaman buruk yang pernah menimpanya.

Untuk mengetahui baik buruknya komposisi warna bagi kehidupan seseorang, penjabaran fengsui yang sudah dimanfaatkan oleh bangsa Tiongkok kuno sejak 4700 tahun lalu memiliki rumusan yang cukup signifikan untuk digunakan sebagai media pemilikan warna. Dengan rumusan fengsui tersebut, kita diajarkan untuk lebih pintar dalam memilih warna yang dianggap menguntungkan dan menghindari pilihan warna yang bisa merugikan.

Teknik yang digunakan ilmu fengsui untuk pemilihan warna dilakukan berdasarkan konsep Ming Gua(elemen magnetik dari tahun kelahiran) dan dianalisa lagi melalui rumusan Wu Xing atau lima unsur (air, kayu, api, tanah, logam), sebab rumusan Wu Xing juga dijabarkan sebagai elemen warna. 

Untuk menguraikan rumusan “Fengsui Warna”, dibutuhkan waktu yang sangat panjang, sebab metodenya sangat rumit dan tidak semua orang bisa memahaminya. Sebab itu, penulis sengaja menyerderhanakan masalah dengan membuatkan tabel warna yang baik dan buruk, berdasarkan elemen kelahiran, seperti terlihat pada diagram di bawah ini:


Cara Penerapan
  • Bagi seorang pria kelahiran 1945, warna yang sesuai adalah hitam atau biru tua, sedangkan putih adalah warna keberuntungannya (lihat tabel). Warna biru muda dan hijau, kualitasnya cukup baik walaupun tidak istimewa. Warna merah, cokelat, dan kuning bukan warna yang baik baginya, sebab energinya konflik dengan sifat magnetik dari tahun kelahirannya. Untuk itu, sebaiknya penggunaan produk dengan warna tersebut dihindari secara permanen, seperti untuk cat rumah, kursi kerja, atau mobil yang sehari-hari digunakan. Untuk warna pakaian  tidak terlalu dipermasalahkan, karena pakaian setiap hari diganti. Tetapi jika ada orang yang kurang percaya diri saat melakukan kegiatan penting, silakan menggunakan warna pilihan yang bersifat baik, agar keberuntungan lebih dekat dengannya.

  • Bagi seseorang dengan kelahiran sebelum 4 Februari dari tahun yang berjalan, masih masuk dalam kreteria tahun sebelumnya. Contoh, pria yang lahir 3 Februari 1945 atau pada bulan Januari dari tahun yang sama, maka dia harus melihat tabel untuk pria yang lahir pada 1944. Pasalnya, perhitungan Ming Gua menggunakan sistem solar/matahari bukan lunar/bulan.

  • Susunan warna yang disajikan dalam tabel tadi adalah warna-warna primer yang dapat digunakan dengan komposisi campuran (misalnya merah dengan campuran titik-titik biru). Bisa juga dengan gradiasi warna dari yang lebih muda sampai yang lebih tua, asalkan warna dasar yang asli tetap mayoritas dan tidak meninggalkan ciri aslinya.

Sumber : http://www.rumah.com/berita-properti/2012/5/824/apa-warna-keberuntungan-anda-

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

7 Keistimewaan Surat Al-Fatihah

1.Paling Besar (A’zham)

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Muhammad bin Hanbal r.a., katanya : Menyampaikan akan kami Yahya bin Said dari Syu’bah, yang menerima kabar ini dari Hubaib bin Abdirrahman, dari Hafizh bin ‘Ashim, dari Abu Said al-Ma’alli r.a., katanya : “Aku sedang shalat, lalu dipanggil oleh Rasulullah s.a.w., maka tak dapat aku menyahut. Sesudah aku selesai shalat, aku datangi beliau, Rasulullah berkata : Kenapa engkau tidak segera mendatangiku ? Aku menjawab : Karena aku dalam bershalat ya Rasulullah. Berkata Rasulullah : Bukankah Allah sudah berfirman : Hai orang-orang beriman, sahutilah seruan Allah dan Rasul bila menyeru kamu kepada apa yang menghidupkan kamu. Kemudian beliau berkata : Aku akan mengajarkan kepadamu sebesar-besar surah di dalam al-Qur’an sebelum engkau keluar dari masjid ini. Ketika Rasulullah akan keluar dari masjid, beliau memegang tanganku, lalu aku berkata : Ya Rasulullah, Engkau mengatakan mau mengajarkan kepadaku sebesar-besar surah di dalam al-Qur’an. Berkata Rasulullah : Ya, ialah al-Hamdulillahi Rabbil “Aalamin (dan seterusnya), ialah 7 ayat yang berulang-ulang, dan itulah al-Qur’an al-‘Azhim yang telah disampaikan kepadaku” Hadis yang seperti di atas inipun diriwayatkan oleh al-Bukhari, Abu Dawud, an-Nasa’I, Ibnu Majah dan al-Waqidi dari berbagai-bagai sumber.

2.Tak Ada Samanya Dalam Taurat, Injil, Zabur dan Al Qur’an

Diriwayatkan oleh Imam Malik bin Anas dalam al-Muwattha’, dari al-‘Ala’ bin Abdirrahman bin Y’kub al-Haraqi, bahwa Abu Sa’id Mawla Ibnu ‘Amir bin Kuraiz mengabarkan kepada mereka, bahwa Rasulullah s.a.w. memanggil akan Ubay bin Ka’ab ketika dia dalam bershalat di dalam masjid. Sesudah selesai shalat, Ubay bin Ka’ab mendatangi Rasulullah, lalu Rasulullah memegang tangan Ubay, lalu bersama-sama keluar dari masjid dan berkata : Aku ingin engkau jangan keluar dari masjid ini sebelum mengetahui satu surah yang tak pernah diturunkan di dalam Taurat, tidak pula di dalam Injil dan tidak pula di dalam al-Qur’an yang dapat menyamainya. Berkata Ubay : Lalu aku perlambat jalanku, lalu berkata kepada Rasulullah : Surah apakah yang engkau janjikan tadi itu ya Rasulullah ? Lalu Rasulullah membaca “Alhamdulillahi Rabbil ‘Aalamin” dan seterusnya, dia berkata : “Inilah dianya surah itu yaitu 7 ayat yang berulang-ulang dan dialah al-Qur’an al-Azhim yang telah disampaikan kepadaku”. Diriwayatkan dari Ali bin Abu Talib r.a., bahwa Rasulullah s.a.w. berkata : “Siapa yang membaca Fatihatul-Kitab (al-Fatihah), maka seakan-akan dia telah membaca Taurat, Injil, Zabur dan al-Furqan (al-Qur’an)”.

3.Hanya Kepada Muhammad S.A.W. Diturunkan

Diriwayatkan oleh Muslim dan an-Nasa’I dari hadis Abul Ahwash, Salam bin Salim dari ‘Ammar bin Zuraiq, dari Abdullah bin Isa bin Abdirrahman bin Abu Laila dari Said bin Jubair, dari Ibnu Abbas r.a. katanya : “Pada suatu hari Rasulullah s.a.w. duduk bersama Jibril, tiba-tiba Rasulullah mendengar suatu bunyi dari atas, lalu Jibril menoleh ke atas, kemudian lalu berkata : “Itu sebuah pintu sudah terbuka di langit, dan tak pernah pintu itu terbuka sebelum ini”, dari pintu itu turun satu Malaikat, yang langsung menuju kepada Rasulullah, dan berkata : “Bergembiralah engkau (Muhammad) mendapat dua cahaya yang aku bawakan ini, yang tak pernah kedua cahaya ini diberikan kepada Nabi yang manapun sebelum engkau, kedua cahaya itu ialah Fatihatul-Kitab dan beberapa ayat di akhir Surah al-Baqarah, setiap hutuf engkau baca dari keduanya pasti engkau mendapatkannya”.

4.Langsung Mendapat Jawaban Dari Allah

Siapa yang membaca Surah al-Fatihah, setiap ayat yang dibaca itu langsung dijawab oleh Allah. Diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah r.a. katanya : “Kami berada di belakang Imam (bershalat), maka berkatalah Imam itu kepadaku : “Bacalah al-Fatihah dalam hatimu, karena aku telah mendengar Rasulullah s.a.w. mengatakan : Telah berkata Allah Azza-wa Jalla : Aku bagi shalat (di sini maksudnya ialah al-Fatihah) antaraKu dan hambaKu menjadi dua bahagian (maksudnya : seperdua untukKu dan seperdua lagi untuk hambaKu), dan bagi hambaKu apa yang mereka minta. Apabila hambaKu itu berkata : “Alhamdulillahi Rabbil ‘Aalamin”, Allah menjawab : ”HambaKu memujiKu” ; dan apabila hambaKu berkata : “Arrahmaanir Rahiim” , Allah menjawab : “HambaKu menyanjungKu” ; dan apabila hambaKu berkata : “Maaliki Yaumiddin”, Allah menjawab : “HambaKu memuliakanKu”, dan apabila hambaKu berkata “Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’iin”, Allah menjawab : “Ini seperdua untukKu dan seperdua untuk hambaKu, bagi hambaKu, apa yang ia minta; dan apabila hambaKu berkata”, dan apabila hambaKu berkata “Ihdinashshiraathalmustaqiim, shiraathal ladzina an’amta ‘alaihim, ghairil maghdhuubi ‘alaihim waladh-dhaalliin”, Allah menjawab : Ini semuanya untuk hambaKu, dan bagi hambaKu apa yang ia minta”.

5.Aman Dari Segala Bahaya

Diriwayatkan oleh al-Buzar dari Anas r.a. : Berkata Rasulullah s.a.w. : “Bila engkau baca al-Fatihah dan Qul Huwallahu Ahad maka amanlah engkau dari segala sesuatu, kecuali dari maut”.

6.Langsung Dari Arazy

Diriwayatkan oleh al_hakim di dalam al-Mustadrak dari Ma’qal bin Yasaar r.a. : Telah berkata Rasulullah s.a.w : “Amalkanlah segala apa yang tersebut di dalam al-Qur’an, halalkanlah apa yang dihalalkannya, haramkanlah apa yang diharamkannya, dan patuhilah ia, jangan sekali-kali engkau inkari apa-apa yang tersebut di dalamnya, dan apa-apa yang kamu ragukan (maksudnya), kembalikanlah kepada Allah dan orang-orang yang mempunyai pengetahuan sesudah meninggal aku nanti, supaya diterangkannya kepada kamu, dan berimanlah kamu dengan Taurat, Injil dan Zabur, dan apa saja yang dibawa oleh para Nabi dari Tuhan mereka, dan akan memberi kelapangan kepadamu al-Qur’an dan segala keterangan yang tersebut di dalamnya, maka sesungguhnya al-Qur’an itu Pemberi Syafaat, sesuatu yang tak pandai bercakap tetapi membawa kebenaran, dan kepadaku diberikan Allah Surah al-Baqarah dari ZIKIR PERTAMA (Kitab-Kitab Suci yang diturunkan sebelum Musa a.s.) dan diberikan kepadaku surah yang berawalan Thaha, Thasin dan Hamim dari Papan-papan Musa (maksudnya : TAURAT), dan diberikan kepadaku Surah al-Fatihah langsung dari Arasy”.

7.Sebagai Obat (Mentera)

Diriwayatkan oleh Bukhari dari Abu Said al-Khudri r.a. “Pada suatu hari kami bersama-sama dalam perjalanan, bermalam di satu dusun. Datang kepada kami seorang budak perempuan dan berkata : “Sesungguhnya kepala desa ini sakit dan tak seorangpun di antara kami yang dapat mengobatinya, adakah diantara tuan-tuan yang dapat mengobatinya ?” Salah seorang dari rombongan kami berdiri dan mengikuti budak tadi. Kami tidak mengira yang ia dapat menjadi dukun. Si sakit itu lalu dimenterainya dan sembuh. Kepadanya diberi hadiah 30 ekor kambing, dan kepada kami disuguhkan susu. Ketika ia kembali kami bertanya : “Apakah engkau membolehkan mentera, dan apakah engkau tukang mentera ?” Ia menjawab : “Tidak, saya bukan tukang mentera, tetapi aku hanya membacakan Ummul-Kitab (al-Fatihah).” Kami katakana : “Kejadian ini jangan dikabarkan kepada siapapun, sebelum kita tanyakan kepada Rasulullah s.a.w. lebih dahulu”. Sesudah kami sampai di kota Madinah, kami datangi Rasulullah s.a.w. dan kami ceritakanlah kejadian itu. Rasulullah lalu berkata : “Siapa tahu bahwa surah itu (al-Fatihah) adalah mentera (obat) bagilah hadiah itu dan berikan saya sebahagian darinya”.
Kejadian seperti inipun diriwayatkan oleh Muslim dan Abu Dawud dari Hisyam. Di dalam beberapa riwayat dari Muslim diterangkan bahwa penyakit orang yang disembuhkan itu ialah karena sengatan binatang yang berbisa dan yang menyembuhkan itu adalah Abu Said al-Khudri sendiri.

Mengenai Surah al-Fatihah dapat menyembuhkan penyakit-penyakit ada beberapa pendapat di dalam kalangan Ulama-ulama besar Islam. Pokok perbedaan pendapat itu berkisar pada hadis yang tersebut di atas ini dan beberapa ayat al-Qur’an yang tersebut di bawah ini :
“Hai manusia, sesungguhnya telah dating kepadamu pelajaran dari Tuhanmu, dan penawar (obat) bagi (penyakit) yang ada di dalam dada, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman” [Yunus : 57] ; “Dan Kami turunkan dari al-Qur’an sesuatu yang jadi obat dan rahmat bagi orang-orang yang beriman, dan bagi orang-orang yang zhalim tetap bertambah merugi” [al-Isra’ : 72] ; “Katakanlah, al-Qur’an itu sebagai petunjuk dan penawar (obat) bagi orang yang beriman” [Fusshilat : 44]
Karena ayat-ayat dan hadis yang tersebut di atas ini, semua ulama-ulama sepakat bahwa al-Qur’an itu dapat menjadi obat. Tetapi obat apa, mereka berlainan pendapat. Ada di antara mereka mengatakan sebagai obat dari penyakit-penyakit batin (rohani) saja, tidak dapat menjadi obat dari penyakit-penyakit jasmani (mengenai tubuh). Tetapi lain ulama mengatakan, menjadi obat bagi penyakit-penyakit rohani dan jasmani (kedua-duanya).

Di antara Ulama Besar dan modern yang berpendapat bahwa al-Qur’an dan khususnya al-Fatihah dapat mengobati jasmani disamping mengobati rohani, ialah Imam Ibnul Qayyim al-Jawzi. Berkata Ibnul Qayyim dalam kitabnya bernama Madarijus Salikin juz I halaman 52-58, diringkaskan sebagai berikut : Adapun al-Fatihah itu mengandung obat buat hati (rohani) aka tidaklah ada perlainan pendapat. Cacat-cacat atau penyakit yang menimpa kalbu berpokok pada dua perkara, ialah rusaknya ilmu dan rusaknya tujuan. Karena dua kerusakan ini, maka timbullah dua penyakit kalbu yang sangat berbahaya, yaitu adh-Dhalaal (kesesatan) dan al-Ghadhab (keangkara-murkaan). Kesesatan karena rusaknya pengetahuan, sedangkan keangkara-murkaan karena rusaknya tujuan hidup. Kedua penyakit inilah induknya segala penyakit kalbu. Maka hidayat yang bernama Shiraathal Mustaqiim (al-Qur’an) adalah obat dari penyakit pertama (kesesatan). Sebab itu hidayat ini harus selalu kita minta dan pelajari. Sedang pengertian yang terkandung dalam Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’iin adalah obat dari penyakit kedua (rusak tujuan atau kemurkaan).

Adapun al-Fatihah ini dapat pula menyembuhkan penyakit-penyakit tubuh atau badan, sudah jelas pula sebagai yang diterangkan oleh hadis shahih yang tersebut di atas ini. Para ahli tidak berselisih sedikitpun tentang keshahihan hadis yang tersebut dia atas ini. Dalam hadis itu dinyatakan dengan terang bahwa penyakit tersebut sudah sembuh hanya dengan membacakan Surah al-Fatihah, sehingga tak membutuhkan obat lainnya lagi. Pengalaman-pengalaman banyak orang dan undang-undang ketabibanpun akan membenarkannya. Banyak sekali penyakit-penyakit mengenai tubuh manusia yang dapat disembuhkan dengan doa-doa lebih-lebih dengan al-Fatihah yang mengandung banyak rahasia, kebenaran dan pengertian-pengertian yang sangat tinggi. Di dalamnya terkandung at-tauhid, penyerahan diri kepada Allah, sanjungan dan pujian terhadap Allah, di dalamnya terdapat nama-nama Allah yang baik, nama Allah yang dapat menghilangkan segala kejelekan dan dapat mendatangkan segala kebaikan (termasuk kesembuhan itu).

Sumber : http://iskandarzulkarnain.com/e-book-islami/7-tujuh-kelebihankeistimewaan-al-fatihah

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

ShareThis