1.Paling Besar (A’zham)
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Muhammad bin Hanbal r.a., katanya :
Menyampaikan akan kami Yahya bin Said dari Syu’bah, yang menerima kabar
ini dari Hubaib bin Abdirrahman, dari Hafizh bin ‘Ashim, dari Abu Said
al-Ma’alli r.a., katanya : “Aku sedang shalat, lalu dipanggil oleh
Rasulullah s.a.w., maka tak dapat aku menyahut. Sesudah aku selesai
shalat, aku datangi beliau, Rasulullah berkata : Kenapa engkau tidak
segera mendatangiku ? Aku menjawab : Karena aku dalam bershalat ya
Rasulullah. Berkata Rasulullah : Bukankah Allah sudah berfirman : Hai
orang-orang beriman, sahutilah seruan Allah dan Rasul bila menyeru kamu
kepada apa yang menghidupkan kamu. Kemudian beliau berkata : Aku akan
mengajarkan kepadamu sebesar-besar surah di dalam al-Qur’an sebelum
engkau keluar dari masjid ini. Ketika Rasulullah akan keluar dari
masjid, beliau memegang tanganku, lalu aku berkata : Ya Rasulullah,
Engkau mengatakan mau mengajarkan kepadaku sebesar-besar surah di dalam
al-Qur’an. Berkata Rasulullah : Ya, ialah al-Hamdulillahi Rabbil
“Aalamin (dan seterusnya), ialah 7 ayat yang berulang-ulang, dan itulah
al-Qur’an al-‘Azhim yang telah disampaikan kepadaku” Hadis yang seperti
di atas inipun diriwayatkan oleh al-Bukhari, Abu Dawud, an-Nasa’I, Ibnu
Majah dan al-Waqidi dari berbagai-bagai sumber.
2.Tak Ada Samanya Dalam Taurat, Injil, Zabur dan Al Qur’an
Diriwayatkan oleh Imam Malik bin Anas dalam al-Muwattha’, dari al-‘Ala’
bin Abdirrahman bin Y’kub al-Haraqi, bahwa Abu Sa’id Mawla Ibnu ‘Amir
bin Kuraiz mengabarkan kepada mereka, bahwa Rasulullah s.a.w. memanggil
akan Ubay bin Ka’ab ketika dia dalam bershalat di dalam masjid. Sesudah
selesai shalat, Ubay bin Ka’ab mendatangi Rasulullah, lalu Rasulullah
memegang tangan Ubay, lalu bersama-sama keluar dari masjid dan berkata :
Aku ingin engkau jangan keluar dari masjid ini sebelum mengetahui satu
surah yang tak pernah diturunkan di dalam Taurat, tidak pula di dalam
Injil dan tidak pula di dalam al-Qur’an yang dapat menyamainya. Berkata
Ubay : Lalu aku perlambat jalanku, lalu berkata kepada Rasulullah :
Surah apakah yang engkau janjikan tadi itu ya Rasulullah ? Lalu
Rasulullah membaca “Alhamdulillahi Rabbil ‘Aalamin” dan seterusnya, dia
berkata : “Inilah dianya surah itu yaitu 7 ayat yang berulang-ulang dan
dialah al-Qur’an al-Azhim yang telah disampaikan kepadaku”. Diriwayatkan
dari Ali bin Abu Talib r.a., bahwa Rasulullah s.a.w. berkata : “Siapa
yang membaca Fatihatul-Kitab (al-Fatihah), maka seakan-akan dia telah
membaca Taurat, Injil, Zabur dan al-Furqan (al-Qur’an)”.
3.Hanya Kepada Muhammad S.A.W. Diturunkan
Diriwayatkan oleh Muslim dan an-Nasa’I dari hadis Abul Ahwash, Salam bin
Salim dari ‘Ammar bin Zuraiq, dari Abdullah bin Isa bin Abdirrahman bin
Abu Laila dari Said bin Jubair, dari Ibnu Abbas r.a. katanya : “Pada
suatu hari Rasulullah s.a.w. duduk bersama Jibril, tiba-tiba Rasulullah
mendengar suatu bunyi dari atas, lalu Jibril menoleh ke atas, kemudian
lalu berkata : “Itu sebuah pintu sudah terbuka di langit, dan tak pernah
pintu itu terbuka sebelum ini”, dari pintu itu turun satu Malaikat,
yang langsung menuju kepada Rasulullah, dan berkata : “Bergembiralah
engkau (Muhammad) mendapat dua cahaya yang aku bawakan ini, yang tak
pernah kedua cahaya ini diberikan kepada Nabi yang manapun sebelum
engkau, kedua cahaya itu ialah Fatihatul-Kitab dan beberapa ayat di
akhir Surah al-Baqarah, setiap hutuf engkau baca dari keduanya pasti
engkau mendapatkannya”.
4.Langsung Mendapat Jawaban Dari Allah
Siapa yang membaca Surah al-Fatihah, setiap ayat yang dibaca itu
langsung dijawab oleh Allah. Diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah
r.a. katanya : “Kami berada di belakang Imam (bershalat), maka
berkatalah Imam itu kepadaku : “Bacalah al-Fatihah dalam hatimu, karena
aku telah mendengar Rasulullah s.a.w. mengatakan : Telah berkata Allah
Azza-wa Jalla : Aku bagi shalat (di sini maksudnya ialah al-Fatihah)
antaraKu dan hambaKu menjadi dua bahagian (maksudnya : seperdua untukKu
dan seperdua lagi untuk hambaKu), dan bagi hambaKu apa yang mereka
minta. Apabila hambaKu itu berkata : “Alhamdulillahi Rabbil ‘Aalamin”,
Allah menjawab : ”HambaKu memujiKu” ; dan apabila hambaKu berkata :
“Arrahmaanir Rahiim” , Allah menjawab : “HambaKu menyanjungKu” ; dan
apabila hambaKu berkata : “Maaliki Yaumiddin”, Allah menjawab : “HambaKu
memuliakanKu”, dan apabila hambaKu berkata “Iyyaka na’budu wa iyyaka
nasta’iin”, Allah menjawab : “Ini seperdua untukKu dan seperdua untuk
hambaKu, bagi hambaKu, apa yang ia minta; dan apabila hambaKu berkata”,
dan apabila hambaKu berkata “Ihdinashshiraathalmustaqiim, shiraathal
ladzina an’amta ‘alaihim, ghairil maghdhuubi ‘alaihim waladh-dhaalliin”,
Allah menjawab : Ini semuanya untuk hambaKu, dan bagi hambaKu apa yang
ia minta”.
5.Aman Dari Segala Bahaya
Diriwayatkan oleh al-Buzar dari Anas r.a. : Berkata Rasulullah s.a.w. :
“Bila engkau baca al-Fatihah dan Qul Huwallahu Ahad maka amanlah engkau
dari segala sesuatu, kecuali dari maut”.
6.Langsung Dari Arazy
Diriwayatkan oleh al_hakim di dalam al-Mustadrak dari Ma’qal bin Yasaar
r.a. : Telah berkata Rasulullah s.a.w : “Amalkanlah segala apa yang
tersebut di dalam al-Qur’an, halalkanlah apa yang dihalalkannya,
haramkanlah apa yang diharamkannya, dan patuhilah ia, jangan sekali-kali
engkau inkari apa-apa yang tersebut di dalamnya, dan apa-apa yang kamu
ragukan (maksudnya), kembalikanlah kepada Allah dan orang-orang yang
mempunyai pengetahuan sesudah meninggal aku nanti, supaya diterangkannya
kepada kamu, dan berimanlah kamu dengan Taurat, Injil dan Zabur, dan
apa saja yang dibawa oleh para Nabi dari Tuhan mereka, dan akan memberi
kelapangan kepadamu al-Qur’an dan segala keterangan yang tersebut di
dalamnya, maka sesungguhnya al-Qur’an itu Pemberi Syafaat, sesuatu yang
tak pandai bercakap tetapi membawa kebenaran, dan kepadaku diberikan
Allah Surah al-Baqarah dari ZIKIR PERTAMA (Kitab-Kitab Suci yang
diturunkan sebelum Musa a.s.) dan diberikan kepadaku surah yang
berawalan Thaha, Thasin dan Hamim dari Papan-papan Musa (maksudnya :
TAURAT), dan diberikan kepadaku Surah al-Fatihah langsung dari Arasy”.
7.Sebagai Obat (Mentera)
Diriwayatkan oleh Bukhari dari Abu Said al-Khudri r.a. “Pada suatu hari
kami bersama-sama dalam perjalanan, bermalam di satu dusun. Datang
kepada kami seorang budak perempuan dan berkata : “Sesungguhnya kepala
desa ini sakit dan tak seorangpun di antara kami yang dapat
mengobatinya, adakah diantara tuan-tuan yang dapat mengobatinya ?” Salah
seorang dari rombongan kami berdiri dan mengikuti budak tadi. Kami
tidak mengira yang ia dapat menjadi dukun. Si sakit itu lalu
dimenterainya dan sembuh. Kepadanya diberi hadiah 30 ekor kambing, dan
kepada kami disuguhkan susu. Ketika ia kembali kami bertanya : “Apakah
engkau membolehkan mentera, dan apakah engkau tukang mentera ?” Ia
menjawab : “Tidak, saya bukan tukang mentera, tetapi aku hanya
membacakan Ummul-Kitab (al-Fatihah).” Kami katakana : “Kejadian ini
jangan dikabarkan kepada siapapun, sebelum kita tanyakan kepada
Rasulullah s.a.w. lebih dahulu”. Sesudah kami sampai di kota Madinah,
kami datangi Rasulullah s.a.w. dan kami ceritakanlah kejadian itu.
Rasulullah lalu berkata : “Siapa tahu bahwa surah itu (al-Fatihah)
adalah mentera (obat) bagilah hadiah itu dan berikan saya sebahagian
darinya”.
Kejadian seperti inipun diriwayatkan oleh Muslim dan Abu Dawud dari
Hisyam. Di dalam beberapa riwayat dari Muslim diterangkan bahwa penyakit
orang yang disembuhkan itu ialah karena sengatan binatang yang berbisa
dan yang menyembuhkan itu adalah Abu Said al-Khudri sendiri.
Mengenai Surah al-Fatihah dapat menyembuhkan penyakit-penyakit ada
beberapa pendapat di dalam kalangan Ulama-ulama besar Islam. Pokok
perbedaan pendapat itu berkisar pada hadis yang tersebut di atas ini dan
beberapa ayat al-Qur’an yang tersebut di bawah ini :
“Hai manusia, sesungguhnya telah dating kepadamu pelajaran dari Tuhanmu,
dan penawar (obat) bagi (penyakit) yang ada di dalam dada, dan sebagai
petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman” [Yunus : 57] ; “Dan
Kami turunkan dari al-Qur’an sesuatu yang jadi obat dan rahmat bagi
orang-orang yang beriman, dan bagi orang-orang yang zhalim tetap
bertambah merugi” [al-Isra’ : 72] ; “Katakanlah, al-Qur’an itu sebagai
petunjuk dan penawar (obat) bagi orang yang beriman” [Fusshilat : 44]
Karena ayat-ayat dan hadis yang tersebut di atas ini, semua ulama-ulama
sepakat bahwa al-Qur’an itu dapat menjadi obat. Tetapi obat apa, mereka
berlainan pendapat. Ada di antara mereka mengatakan sebagai obat dari
penyakit-penyakit batin (rohani) saja, tidak dapat menjadi obat dari
penyakit-penyakit jasmani (mengenai tubuh). Tetapi lain ulama
mengatakan, menjadi obat bagi penyakit-penyakit rohani dan jasmani
(kedua-duanya).
Di antara Ulama Besar dan modern yang berpendapat bahwa al-Qur’an dan
khususnya al-Fatihah dapat mengobati jasmani disamping mengobati rohani,
ialah Imam Ibnul Qayyim al-Jawzi. Berkata Ibnul Qayyim dalam kitabnya
bernama Madarijus Salikin juz I halaman 52-58, diringkaskan sebagai
berikut : Adapun al-Fatihah itu mengandung obat buat hati (rohani) aka
tidaklah ada perlainan pendapat. Cacat-cacat atau penyakit yang menimpa
kalbu berpokok pada dua perkara, ialah rusaknya ilmu dan rusaknya
tujuan. Karena dua kerusakan ini, maka timbullah dua penyakit kalbu yang
sangat berbahaya, yaitu adh-Dhalaal (kesesatan) dan al-Ghadhab
(keangkara-murkaan). Kesesatan karena rusaknya pengetahuan, sedangkan
keangkara-murkaan karena rusaknya tujuan hidup. Kedua penyakit inilah
induknya segala penyakit kalbu. Maka hidayat yang bernama Shiraathal
Mustaqiim (al-Qur’an) adalah obat dari penyakit pertama (kesesatan).
Sebab itu hidayat ini harus selalu kita minta dan pelajari. Sedang
pengertian yang terkandung dalam Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’iin
adalah obat dari penyakit kedua (rusak tujuan atau kemurkaan).
Adapun al-Fatihah ini dapat pula menyembuhkan penyakit-penyakit tubuh
atau badan, sudah jelas pula sebagai yang diterangkan oleh hadis shahih
yang tersebut di atas ini. Para ahli tidak berselisih sedikitpun tentang
keshahihan hadis yang tersebut dia atas ini. Dalam hadis itu dinyatakan
dengan terang bahwa penyakit tersebut sudah sembuh hanya dengan
membacakan Surah al-Fatihah, sehingga tak membutuhkan obat lainnya lagi.
Pengalaman-pengalaman banyak orang dan undang-undang ketabibanpun akan
membenarkannya. Banyak sekali penyakit-penyakit mengenai tubuh manusia
yang dapat disembuhkan dengan doa-doa lebih-lebih dengan al-Fatihah yang
mengandung banyak rahasia, kebenaran dan pengertian-pengertian yang
sangat tinggi. Di dalamnya terkandung at-tauhid, penyerahan diri kepada
Allah, sanjungan dan pujian terhadap Allah, di dalamnya terdapat
nama-nama Allah yang baik, nama Allah yang dapat menghilangkan segala
kejelekan dan dapat mendatangkan segala kebaikan (termasuk kesembuhan
itu).
Sumber : http://iskandarzulkarnain.com/e-book-islami/7-tujuh-kelebihankeistimewaan-al-fatihah
7 Keistimewaan Surat Al-Fatihah
14.09 |
Label:
Artikel Islami
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar